Jumat, 29 Juli 2011

Taktik Umpan Pendek Layaknya Gaya Barcelona Kunci Kemenangan Timnas

Wim Rjsbergen Pelatih yang menerapkan taktik Umpan Pendek Bagi Timnas
Kemenangan tipis 4-3 (3-0) Tim Nasional (Timnas) Indonesia atas Turkmenistan pada leg kedua putaran kedua babak kualifikasi Piala Dunia 2014 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Kamis (28/7/2011) masih menyisakan berbagai persoalan.

Salah satunya, lemahnya fisik para pemain 'Garuda' utamanya di penghujung pertandingan. Hal itu disampaikan pengamat sepak bola, Alex Setiawan, Sabtu (30/7/2011). Menurutnya, kebugaran fisik pemain memang menjadi kendala serius. Sejak dulu, para pemain yang masuk pada skuad timnas selalu memiliki masalah pada ketahanan fisik.

"Hanya ada beberapa pemain yang fisiknya terbilang baik. Namun, ini bukan permainan individu, tapi tim. Maka sudah sepantasnya evaluasi fisik menjadi prioritas pertama yang harus dilakukan pelatih," kata Alex.

Dikatakan, lemahnya fisik pemain 'Merah-Putih' sangat jelas terlihat di penghujung babak kedua. Ilham bahkan Firman beberapa kali salah memberikan umpan, bahkan cendrung emosi. Tidak seperti babak pertama, yang memainkan umpan-umpan bawah dan cepat. "Beruntung, pelatih timnas cepat mengganti mereka," tandasnya.


Dani Alves dan Messi Merayakan Gol ketika Liga Champhion mengalahkan United

Diakuinya, timnas Indonesia sangat cocok menerapkan teknik umpan pendek, umpan satu dua dan umpan terobosan. Seperti yang dilakukan menghadapi Turkmenistan beberapa waktu lalu. Umpan pendek paling dominan dipakai. Ini merupakan jenis umpan bawah yang efektif untuk membangun penyerangan layaknya seperti meniru gaya dari Barcelona , anda melihat tim berkelas dunia ini dalam setiap laga yang di lakoninya selalu menerapkan umpan-umpan pendek yang dinilai sangat efektif terbukti Barcelona memborong kemenangan hampir di semua laga .

"Biasanya, jika sudah dominan menerapkan umpan pendek, maka akan dominan pula menguasai pertandingan. Buktinya, pertandingan dikuasai kita (60:40)," terangnya.

Sementara, untuk umpan satu dua atau biasa disebut one-two pass adalah kombinasi yang biasanya mengejutkan lawan dan tidak bisa terantisipasi oleh lawan. Ini dilakukan oleh Firman Utina, Bustomi dan Boaz di pertahanan lawan. "Semuanya sudah bagus, hanya saja fisik. Sebab, jika menerapkan umpan-umpan seperti ini dibutuhkan ketahanan fisik yang tangguh," tandasnya.

"Saya rasa, pemain yang sudah diturunkan oleh pelatih Indonesia sudah mewakili pemain lainnya. Jadi tidak ada yang harus diubah. Semiuanya berjalan dengan baik," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar