Meskipun segala fasilitas ada di perkotaan, namun perkotaan bukan lagi tempat yang nyaman untuk ditinggali, apalagi dengan semakin banyak dan beragamnya jenis polusi yang ada di wilayah tersebut. Orang-orang pun berbondong-bondong mencari alternatif tempat tinggal baru seperti di daerah pedesaan atau dekat dengan gunung.
Namun kini ada alternatif lain yang ditemukan peneliti dari Inggris yaitu tinggal di pesisir pantai atau pinggir laut . Tim peneliti menemukan bahwa semakin dekat tempat tinggal seseorang dari laut maka orang yang bersangkutan akan cenderung semakin sehat.
Ben Wheeler, salah satu peneliti dan pakar kesehatan masyarakat dari Peninsula College of Medicine and Dentistry, Exeter University mengaku tak tahu pasti seberapa besar pengaruh udara asin di pesisir pantai itu terhadap kesehatan penduduknya.
"Hal ini bisa jadi karena laut memberikan pengaruh yang menenangkan bagi orang-orang yang tinggal di sekitarnya atau orang-orang yang tinggal di sekitarnya jadi memiliki insentif tambahan untuk sering-sering keluar rumah dan beraktivitas misalnya berolahraga," ujar Wheeler seperti dilansir dari telegraph, Rabu (18/7/2012).
Wheeler dan koleganya menggunakan data dari sensus yang berlangsung pada tahun 2001 untuk membandingkan kesehatan orang-orang Inggris yang tinggal di dekat laut dan yang jauh dari laut, baik di daerah pedesaaan maupun perkotaan.
Dalam sensus tersebut, responden diminta untuk menilai tingkat kesehatannya dengan "baik", "cukup baik " atau "tidak baik". Hasilnya, hanya dua pertiga (69 persen) responden yang mengaku "baik".
Selain itu, orang-orang yang tinggal 5 kilometer dari laut cenderung menilai kondisi kesehatannya lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang tinggal lebih dari 50 kilometer dari laut. Efeknya pun terasa bagi orang-orang yang tinggal 20-50 kilometer dari laut, meskipun tidak sebesar yang tinggal lebih dekat dengan laut.
Setelah mempertimbangkan variasi usia dan kondisi ekonomi, hasil studi ini juga menunjukkan bahwa orang-orang yang tinggal di perkotaan atau jauh dari laut cenderung memiliki kondisi kesehatan terburuk dan berolahraga paling sedikit.
Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Health and Place.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar